POTRET PENDIDIKAN DIDESA KARYAJAYA DAN DESA CIGOONG SELATAN, BANTEN


Pada kesempatan kali ini kita mencoba menengok Potret Pendidikan di daerah Banten tepatnya diDesa Karyajaya dan Desa Cigoong Selatan, Lebak, Banten. Mungkin jika kita melihat foto-foto diatas dan dibawah, mungkin kita akan mesarakan kepedihan yang mendalam. 

Disatu sisi Pemimpin yang masih tersandung kasus korupsi berkelimpahan harta, disisi lain masyarat yang memprihatinkan hidup dalam kemiskinan. melihat foto tersebut kita bisa merasakan betapa menderitanya anak-anak yang ada disana, ingin bersekolah saja harus mempertaruhkan nyawa dengan menyebrangi sungai dengan jembatan yang rusak parah.

Berikut kisah anak-anak sekolah dibanten, Yana (10), Ilham (11), Hamzah (11), dan Maaruf (12) meniti setapak demi setapak besi kerangka jembatan gantung yang membentang menghubungkan Desa Karyajaya dan Desa Cigoong Selatan, Lebak, Banten. Bukan tanpa risiko, sudah dua tahun terakhir mereka harus beradu nyali untuk melintasi jembatan usang yang membelah Sungai Ciujung sepanjang 60 meter.

Seluruh kerangka besi jembatan berkarat, bengkok, dan beberapa bagiannya telah hilang. Kayu landasan jembatan yang dulu mampu menopang kendaraan roda dua yang melintas, sekarang nyaris tak bersisa.


Kawat-kawat baja yang diadalkan untuk menopang rangka-rangka besi pun retas, hanya tiang dan kawat baja sebagai struktur utama jembatan yang masih terlihat kokoh. 

Sementara itu, 12 meter di bawah mereka, arus sungai tengah tak bersahabat. Hujan deras yang turun di sekitar Lebak semalam membuat debit air sungai tinggi dan berarus deras.

Menurut Madroni, Ketua Komite Sekolah Dasar Cigoong 2, yang tinggal 100 meter dari lokasi jembatan mengungkapkan, pada 2010 jembatan tersebut baru direnovasi total. "Tahun 2010 desa mendapat bantuan untuk merenovasi total jembatan. Tapi karena pengerjaannya asal-asalan, enam bulan setelah selesai direnovasi jembatan sudah mulai rusak," ujarnya.

Lama-kelamaan jembatan semakin rusak parah dan sejak dua tahun terakhir tidak bisa dilintasi kendaraan roda dua.Bagi Yana dan siswa SD Negeri Cigoong 2 yang tinggal di Desa Karyajaya, jembatan ini menjadi satu-satunya akses terdekat untuk menuju sekolah. Mereka harus berjalan jalan kaki sejahuh 3 kilometer menuju sekolah jika tidak ingin melewati jembatan ini. 


merupakan cerita yang ironis yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah setempat, dan semoga dengan tuisan ini bisa menggugah para petinggi pemerintahan didaerah tersebut.




artikel ini dikutip dari :KOMPAS (KRISTIANTO PURNOMO)

LIHAT JUGA INFO INI

Powered by FeedBurner

DN Webs weblinkexchange.ownpeg.com

Designed By Seo Blogger Templates
//add jQuery library