DINAS PENDIDIKAN JADI TARGET PARA KORUPTOR

HUT RI ke 70 Tinggal beberapa hari, momnt dimana bangsa Indonesia berjuang demi merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Tidak sedikit nyawa melayang untuk merebut kemerdekaan tersebut. merupakan sebuah perjuangan yang seharusnya sangat dihargai oleh para generasi muda.

Namun Saat ini Generasi penerus bangsa rupanya sudah tidak peduli dengan perkembangan Indonesia dimasa yang akan datang. Mental masyarakat indonesia benar-benar sudah rusak dengan sebuah kata " KORUPSI".

Sepertinya saat ini orang sudah tidak peduli dengan bangsa ini, orang lebih mementingkan keuntungan Pribadi, "selagi ada kesempatan mari korupsi sebanyak-banyaknya", mungkin kata-kata ini cocok dijadikan Slogan bagi Para pejabat yang doyan dengan uang rakyat. 

Kali ini berita korupsi yang berasal dari Dinas Pendidikan.  Basuki Tjahaja Purnama selaku Gubernur DKI Jakarta terlihat emosi dengan beragam modus pencurian anggaran di Dinas Pendidikan. Menurut dia, selalu ada sektor pengadaan barang dan jasa yang menjadi incaran para koruptor dengan beragam modus.



Mulanya, ucap Ahok–sapaan Basuki, skandal pencurian anggaran di Dinas Pendidikan terbongkar saat ditemukan pembelian alat catu daya listrik cadangan senilai Rp 1,2 triliun.

Berturut-turut pembelian alat mesin cetak dan pemindai yang masing-masing dihargai lebih dari Rp 3 miliar. “Permainan di Dinas Pendidikan paling keterlaluan,” kata Ahok di Balai Kota, Kamis, 13 Agustus 2015.

Kasus korupsi UPS sejauh ini sudah menyeret dua pejabat, yakni Alex Usman dan Zaenal Solaeman. Mereka merupakan pejabat pembuat komitmen pembelian UPS di Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Akibatnya, negara merugi lebih dari Rp 50 miliar.

Ahok menambahkan, alokasi dana untuk Kartu Jakarta Pintar pun tak luput dari incaran. Bukan tanpa sebab, maraknya para koruptor mengincar anggaran pendidikan karena alokasi duit yang sangat besar.

Anggaran KJP saja mencapai Rp 2,3 triliun. Sementara, total anggaran pendidikan DKI lebih dari Rp 14 triliun atau sekitar 24 persen dari total APBD DKI 2015.

Kekesalan Ahok makin menjadi-jadi karena dia juga menjumpai usulan rehabilitasi sekolah yang menelan dana hingga puluhan miliar rupiah. Begitu mendapati temuan itu, Ahok langsung mencoret usulan rehabilitasi sekolah. “Rehabilitasi sekolah Rp 50 miliar itu mau bangun kampus?” kata Ahok dengan ketus.


Mungkin kasus ini hanya sebuah contoh, dimana perlu diwaspadai dengan Korupsi, sepertinya orang saat ini sudah tidak perduli dengan dampak yang ditimbulkan akibat korupsi. Orang lebih mementingkan diri sendiri dengan membabi buta mengeruk dana-dana yang seharusnya bisa menjadi sarana dalam mensejahterakan masyarakat Indonesia.

Semoga Indonesia selamat dari para Koruptor, Indonesia muncul para pemimpin yang benar-benar bisa memimpin rakyat dan benar-benar bisa berkomitment untuk berani katakan " TIDAK UNTUK KORUPSI".

Sumber : http://metro.tempo.co/

No comments:

Post a Comment

LIHAT JUGA INFO INI

Powered by FeedBurner

DN Webs weblinkexchange.ownpeg.com

Designed By Seo Blogger Templates
//add jQuery library