Dinas Pendidikan gagal memantau serta mengawasi proses pengisian data sekolah, Dapodik merupakan faktor penting untuk mewujudkan pendidikan berintegritas. 165 SMA/SMK di Jawa Timur dihapus dari Dapodik.
Dampaknya adalah siswa- siswa SMA/SMK bersangkutan terancam tidak bisa ikut Ujian Nasional (UN) tahun depan. Selain itu guru-guru yang mengajar di SMA/SMK tersebut juga terancam tak terima tunjangan sertifikasi. tak hanya itu Bantuan Operasional Sekolahpun bakal distop.
Keputusan penghapusan 165 SMA/SMK di Jawa Timur (Jatim) dari Daftar Pokok Pendidikan(Dapodik), termasuk 22 SMA/SMK Surabaya, menuai sorotan luar biasa.
Kontrol yang mengharuskan SMA/SMK menyerahkan laporan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). ”Sebanyak 22 sekolah SMA dan SMK Surabaya dihapus sementara dari Dapodik untuk menindaklanjuti Instruksi Menteri Nomor 2 tahun 2011 tentang Pengelolaan Data Pendidikan. BOS 22 sekolah itu terancam tidak dicairkan serta tidak dapat mengajukan DAK atau Hibah.
Seharusnya Dindik proaktif memantau serta mengawasi up date data Dapodik setiap sekolah satu semester sekali. Jika perlu, kami usulkan up date data Dapodik menjadi prasyarat pencairan Bopda serta perpanjangan izin operasional supaya tidak merugikan siswa dan masyarakat.
Dilain sisi Dindik Surabaya justru menyalahkan 22 sekolah SMA/SMK di Surabaya yang dinilai ceroboh hingga terkena hukuman penghapusan sekolah sementara dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Imbas lainnya, para siswa di sekolah itu tidak bakal bisa ikut UN2016. Ini murni kesalahan dan keteledoran sekolah, tegas Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan (KebidDikmenjur) Dispendik Surabaya Sudarminto kemarin.
Komunitas Bibit Unggul Surabaya, perkumpulan yang aktif menyoroti bidang pendidikan, menilai kondisi tersebut lantaran lemahnya Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya menerapkan kontrol.
Dampak luar biasa muncul dari belum terisinya Dapodik. Bukan saja dihapus sementara dalam Dapodik, siswa di sekolah tersebut juga terancam tidak bisa ikut UN 2016. Konsekuensi ini lantaran penentuan calon peserta UN 2016 mendatang ini dilihat dari data Dapodik yang dikirim masing-masing sekolah. Dengan demikian, Kemendikbud sudah bisa mendata jumlah siswa yang nantinya jadi peserta UN.
Dindik Surabaya berjanji akan melakukan lobi terhadap pemerintah pusat. ”Besok (hari ini) ada pertemuan Kabid Kemendikjur seluruh Indonesia di Bandung. Saya harap masih bisa diterima. Sudarminto optimistis sekolah-sekolah tersebut masih mendapatkan kesempatan.
Dimungkinkan ada beberapa alasan lain hingga sekolah tersebut belum daftar. Seperti belum tahunya daftar maksimal pendaftarannya dan sinkronisasi server yang belum ketemu antara milik sekolah dan Kemendikbud.
Kasus ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi sekolah lain yang ada diseluruh indonesia, terutama yang harus diperhatikan adalah kesejahteraan para Operator Sekolah selaku ujung tombak suksesnya Pendataan sekolah. semoga dengan kasus ini Pemerintah juga memperhatikan bagaimana perjuangan para operator Sekolah, dan mungkin pemerintah menyiapkan anggaran untuk para Operator sekolah. Salam Satu Data.
Sumber : http://m.koran-sindo.com/
Dampaknya adalah siswa- siswa SMA/SMK bersangkutan terancam tidak bisa ikut Ujian Nasional (UN) tahun depan. Selain itu guru-guru yang mengajar di SMA/SMK tersebut juga terancam tak terima tunjangan sertifikasi. tak hanya itu Bantuan Operasional Sekolahpun bakal distop.
Keputusan penghapusan 165 SMA/SMK di Jawa Timur (Jatim) dari Daftar Pokok Pendidikan(Dapodik), termasuk 22 SMA/SMK Surabaya, menuai sorotan luar biasa.
Kontrol yang mengharuskan SMA/SMK menyerahkan laporan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). ”Sebanyak 22 sekolah SMA dan SMK Surabaya dihapus sementara dari Dapodik untuk menindaklanjuti Instruksi Menteri Nomor 2 tahun 2011 tentang Pengelolaan Data Pendidikan. BOS 22 sekolah itu terancam tidak dicairkan serta tidak dapat mengajukan DAK atau Hibah.
Seharusnya Dindik proaktif memantau serta mengawasi up date data Dapodik setiap sekolah satu semester sekali. Jika perlu, kami usulkan up date data Dapodik menjadi prasyarat pencairan Bopda serta perpanjangan izin operasional supaya tidak merugikan siswa dan masyarakat.
Dilain sisi Dindik Surabaya justru menyalahkan 22 sekolah SMA/SMK di Surabaya yang dinilai ceroboh hingga terkena hukuman penghapusan sekolah sementara dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Imbas lainnya, para siswa di sekolah itu tidak bakal bisa ikut UN2016. Ini murni kesalahan dan keteledoran sekolah, tegas Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan (KebidDikmenjur) Dispendik Surabaya Sudarminto kemarin.
Komunitas Bibit Unggul Surabaya, perkumpulan yang aktif menyoroti bidang pendidikan, menilai kondisi tersebut lantaran lemahnya Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya menerapkan kontrol.
Dampak luar biasa muncul dari belum terisinya Dapodik. Bukan saja dihapus sementara dalam Dapodik, siswa di sekolah tersebut juga terancam tidak bisa ikut UN 2016. Konsekuensi ini lantaran penentuan calon peserta UN 2016 mendatang ini dilihat dari data Dapodik yang dikirim masing-masing sekolah. Dengan demikian, Kemendikbud sudah bisa mendata jumlah siswa yang nantinya jadi peserta UN.
Dindik Surabaya berjanji akan melakukan lobi terhadap pemerintah pusat. ”Besok (hari ini) ada pertemuan Kabid Kemendikjur seluruh Indonesia di Bandung. Saya harap masih bisa diterima. Sudarminto optimistis sekolah-sekolah tersebut masih mendapatkan kesempatan.
Dimungkinkan ada beberapa alasan lain hingga sekolah tersebut belum daftar. Seperti belum tahunya daftar maksimal pendaftarannya dan sinkronisasi server yang belum ketemu antara milik sekolah dan Kemendikbud.
Kasus ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi sekolah lain yang ada diseluruh indonesia, terutama yang harus diperhatikan adalah kesejahteraan para Operator Sekolah selaku ujung tombak suksesnya Pendataan sekolah. semoga dengan kasus ini Pemerintah juga memperhatikan bagaimana perjuangan para operator Sekolah, dan mungkin pemerintah menyiapkan anggaran untuk para Operator sekolah. Salam Satu Data.
Sumber : http://m.koran-sindo.com/