Dengan terjadinya banyak kasus yang tersebar diseluruh Indonesia yaitu yang berkaitan dengan Pelecehan seksual, ini merupakan sebuah keprihatianan yang mendalam bagi dunia Pendidikan di Indonesia. Dengan berkembangnya kemajuan jaman saat ini, ternyata masyarakat indonesia belum siap dalam menerima kemajuan jaman yang sangat pesat ini.
Merupakan pekerjaan Rumah bagi pemerintah, Pendidikan dan seluruh masyarakat indonesia. kasus yang sepertinya berkemang subur di Indonesia adalah Narkoba, Pelecehan Sexual dan Virus mematikan HIV/AIDS.
Nah dalam menyikapi hal tersebut Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah saat ini sedangn merancang pendidikan seksual yang akan diterapkan di sekolah. Tujuannya agar siswa bisa mengatahui sejak dini terkait bahaya virus HIV/AIDS serta perlindungan diri dari penularan virus mematikan tersebut. Selain itu pendidikan seksual ini juga penting agar pelecehan seksual di sekolah tidak terus terulang.
Lasro Marbun sebagai Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, mengatakan "nantinya pendidikan seksual akan dimasukan dalam mata pelajaran muatan lokal (mulok). Dalam muatan lokal akan ada silabus terkait cara kerja reproduksi, penyebab, dan penyebaran virus HIV/AIDS serta perlindungan diri dari penularan HIV/AIDS".
Menurut Penjelasan bapak Lasro Marbun, pendidikan di tingkat keluarga, belum cukup membentengi moral peserta didik. Oleh sebab itu, perlu adanya pendidikan tambahan di sekolah. Karena sebagian besar waktu peserta didik berada di sekolah. Hal ini bertujuan agar kasus pelecehan seksual, seperti peristiwa di TK Jakarta International School (JIS) dan lainnya jangan sampai terulang kembali. "Jangan sampai siswa dan siswi di Jakarta terjebak ke dalam pergaulan bebas yang merusak masa depan mereka," ucapnya.
Rencana ini merupakan usulan dari Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta. Sebab pengetahuan peserta didik terhadap ancaman bahaya virus HIV/AIDS masih rendah. Sehingga, peserta didik perlu diberi pengetahuan dalam bentuk mata pelajaran, agar terhindar dari virus mematikan tersebut.
Berdasarkan data KPAP DKI, baru 12 persen peserta didik yang memahami pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS. Data ini berdasarkan survei yang dilakukan selama tahun 2013 terhadap 4.274 peserta didik di 146 SMP dan SMA yang tersebar di enam wilayah Jakarta.
Selain peserta didik, survei itu juga mengambil sampel dari tenaga pengajar, guru, kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah. Hasilnya, hanya 26 persen yang memahami pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS. Angka ini didapatkan dari sebanyak 352 sampel.
merupakan sebuah gagasan yang sangat baik yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta, semoga rancangan mengenai pendidikan Sex segera terselesaikan dan dapat diterapkan tidak hanya diwilayah Ibukota, akan Tetapi juga diterapkan disekolah-sekolah diseluruh Indonesia, Agar para siswa-siswi dapat mengetahui sejak dini ap itu pendidikan SEX, sehingga kedepannya bisa mengurangi atau mungkin bisa menghilangkan Kasus pelecehan seksual anak dan dapat mengerti bagaimana menghindari virus HIV/AIDS yang sampai saat ini belum ada obatnya.
Sumber : http://wartakota.tribunnews.com/
