Informasi terbaru dari dunia Pendidikan yang menyedihkan, Di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Kunci Jawaban Ujian Nasional diperjual belikan. Harga kunci jawaban tersebut dipatok seharga 7 Juta Rupiah.
Informasi ini diperoleh dari salah satu siswa berinisial RD. RD mengaku ia dan rekan-rekannya mendapat restu dari guru untuk membeli kunci jawaban Ujian Nasional (UN) 2014.
RD menuturkan, ia teman-temannya rela mengumpulkan uang Rp 7 juta dengan cara patungan, untuk membeli kunci jawaban semua mata pelajaran dan paket soal.
Kunci jawaban itu, didapat dari seseorang yang disebut oknum pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Pendidikan (Disdik) setempat.
RD, siswa SMA Negeri di Palembang, mengaku menjadi koordinator di kelasnya untuk mengumpulkan uang tersebut.
UN tingkat SMA sederajat sendiri, akan dimulai Senin (14/4) besok, hingga Rabu (16/4).
Menurut RD, aksinya bersama teman satu sekolahnya diketahui dan direstui guru di sekolahnya. Mereka akhirnya berani membeli kunci jawaban ini karena sejak awal naik kelas XII, guru mereka sudah mengatakan jika UN tahun ini harus dihadapi siswa dengan usaha sendiri.
ketika tawaran kunci jawaban mulai datang, mereka berembuk untuk membeli kunci jawaban tersebut. Sikap guru yang seolah merestui tindakan mereka membeli kunci jawaban inilah yang akhirnya menambah keberanian siswa melakukan tindak kecurangan ini.
"Jelas kami takut karena dilepas begitu saja tanpa bantuan guru. Apalagi 20 paket soal itu tidak sedikit, kemungkinan tidak lulusnya sangat besar," ungkapnya.
"Jujur saja kami takut, tetapi demi kelulusan kami rela beli kunci jawaban," tuturnya.
Mereka juga diingatkan untuk tidak mencetak kunci jawaban tersebut di warnet atau di luar rumah siswa.
"Harapannya tentu kami semua dapat lulus dengan hasil yang baik, meskipun mungkin caranya tidak benar," ucapnya.
"Makanya cetak kuncinya di rumah siswa yang punya printer, kami juga diminta untuk tutup mulut dari siapa pun," tambahnya.
RD mengatakan, jual beli kunci jawaban ini sudah terjadi sejak dua tahun lalu, ketika pemerintah menetapkan jumlah soal menjadi 20 paket. Ini rupanya tidak hanya terjadi di sekolahnya, tetapi juga di beberapa sekolah yang berada satu rayon dengan sekolahnya.
mungkin ini informasi yang memprihatinkan dalam dunia Pendidikan, Merupakan sebuah Kemunduran mental dimana oknum yang menyediakan adalah pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Pendidikan (Disdik).
Bagaimana Pendapat anda dengan adanya informasi ini ???
Sumber : http://www.tribunnews.com/